Pengaruh Puasa Terhadap Kekuatan Manusia

Diposkan oleh Label: di
Dibalik kewajiban menahan haus dan lapar serta nafsu mulai dari setelah waktu sahur sampai waktu maghrib, puasa juga menyimpan banyak maslahat bagi manusia. Selain meningkatkan aspek rohani, shaum juga meningkatkan daya tahan tubuh serta meremajakan tubuh dari sel-sel yang telah mati.

Secara biokimia sel yang ada dalam tubuh kita dilihat dari segi reproduksinya terbagi dua, yaitu meosis dan mitosis. Meosis terjadi pada sel reproduksi 1 sel membelah jadi 4, sedangkan Mitosis terjadi untuk berbagai jenis sel dari ujung rambut ujung kaki dengan proses pembelahan sel 1 menjadi 2, 2 jadi 4 dan seterusnya.

Karena jumlah sel dalam tubuh kita miliaran maka adanya kerusakan sel dalam tubuh dan perlunya penggantian suku cadang. Tetapi, proses pembelahan sel tidak selalu berjalan mulus dan teratur karena banyaknya gangguan. Ternyata dengan shaum kondisi ini bisa dicegah.

Selama kondisi shaum tubuh kita memerlukan banyak energi, tetapi karena tidak makan dan minum maka sumber energi yang dipakai berasal dari glikogen di dalam hati, juga lapisan lemak di belakang kulit kita. Dengan banyaknya pemakaian cadangan energi dalam tubuh menyebabkan proses pembelahan sel berjalan serentak dan banyak.

Namun proses ini pun masih dapat terganggu apabila energi cadangan ini untuk keperluan lain, misalnya marah-marah. Karena energi untuk pembelahan sel dimanfaatkan untuk melampiaskan hawa nafsu. Ini salah satu hikmah mengapa selama bulan shaum kita harus menahan marah.

Proses penggantian sel ini juga membutuhkan waktu, lamanya penggantian suku cadang secara menyeluruh dari ujung rambut ke ujung kaki sekitar 30 hari. Ini juga hikmah lain mengapa shaum dijalankan selama satu bulan gunanya memberikan waktu yang cukup bagi terjadinya regenerasi sel secara sempurna.

Dengan satu bulan penuh kita menunaikan shaum ramadhan dengan benar dan baik, secara ruhani Allah menjanjikan kita bersih seperti bayi yang baru lahir, selain itu juga secara fisik kita melakukan peremajaan sel dalam tubuh kita.

Puasa Meningkatkan Kekebalan Tubuh terhadap Penyakit

Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” Mengapa Rasullullah menasehatkan demikian? Sebab, puasa dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga terlindungi dari banyak penyakit dan itu terbukti dalam dunia medis.

Menurut Dokter Spesialis Saraf, Arman Yurisaldi, jika ditinjau dari segi medis, puasa dapat memengaruhi dua aspek pelakunya yaitu, aspek neuro-psikologis dan non-neuro-psikologis. Aspek neuro-psikologis, puasa menjadi sebuah ajang pengendalian diri dan kesabaran yang dapat melatih bagian otak di pusat pengendali emosi atau amygdala. Ketika emosi membaik, steroid dan adrenalin yang disekresi di dalam tubuh pun cukup dan dalam kadar normal.

Dengan demikian, papar Arman, emosi akan stabil dan daya tahan tubuh meningkat. Steroid yang dikeluarkan dalam kadar cukup membuat sistem pertahanan terhadap kuman meningkat, ini dikenal dengan istilah psiko-neuro-imunology. Menurut Arman, pola hidup Rasul saw harus selalu dijadikan teladan. Sepanjang hayatnya, Nabi saw., sakit hanya satu kali menjelang wafat. Sudah menjadi pengetahuan umum dikalangan sahabat dan pengikutnya bahwa Rasul saw., sering berpuasa sehingga emosinya stabil.

“Bila tubuh memiliki keadaan emosi tak terkendali, adrenalin akan melonjak sehingga mengakibatkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya. “Steroid yang dikendalikan bagian otak cortisol akan disekresi oleh ginjal. Sehingga steroid dapat menurunkan jumlah serotonin di otak, Padahal serotonin adalah hormon yang mendorong perasaan gembira” tambahnya.

Arman juga menuturkan, penurunan serotonin akan menimbulkan depresi. Akibatnya orang merasa sedih, nafsu makan menurun, nafsu seks pada pasangan menurun, sulit tidur dan juga sering bermimpi buruk. “Jadi, sudah bisa dipastikan dari segi medis, puasa dapat menyehatkan jasmani dan rohani kita,” tuturnya.

Sedangkan pada aspek nonneuro-psikologik, tambah Arman, puasa dapat menjadikan organ-organ penceranaan beristrirahat sejenak. Apabila organ tubuh terus menerus bekerja insulin bisa terhenti dan berakibat diabetes. Begitu juga dengan jantung, lambung dan usus, kerja mereka, kata Arman, akan kembali stabil dengan kebiasaan berpuasa.

Dengan demikian, lanjut Arman, jiwa dan pikiran orang yang berpuasa akan selalu stabil karena dilingkupi suasana keimanan, banyak beribadah, berzikir, dan membaca Alquran. Mereka yang berpuasa akan menghindarkan diri dari amarah dan kecemasan, menekan keinginan dan mengarahkan potensi-potensi psikis dan fisik ke arah yang positif dan bermanfaat.

Puasa Bagi Tubuh dan Pikiran
Banyak orang berlomba-lomba datang ke salon kecantikan atau ke dokter bedah plastik demi terlihat memikat dan awet muda meski harus merogoh ongkos banyak karena tak ingin ada kerutan di wajah. Padahal muda dan tua adalah sunnahtullah yang harus dialami.

Tapi bagi yang ingin tetap awet muda, anda tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membayar jasa kecantikan atau untuk membeli produk kecantikan. Cukup dengan memanfaatkan bulan puasa. Apa bukti ilmiahnya?

Puasa akan mengurangi atau menghentikan sementara proses-proses fisiologis atau metabolisme didalam tubuh kita, khususnya disaluran pencernaan. Penghentian proses metabolisme itu membawa empat rangkaian proses yang berdampak besar pada kesehatan. Bila seseorang bepuasa berarti ia, pertama membatasi jumlah makanan yang masuk dalam saluran pencernaan, kedua, ia telah menurunkan intensitas kerja sistem pencernaan kita.

Lalu ketiga, dengan turunnya intensitas kerja itu, turun pula kemungkinan adanya racun dari dalam tubuh, baik endotoksin (racun dari dalam tubuh sendiri) maupun eksotoksin (racun dari luar tubuh). Berkurangnya bahan yang harus dicerna juga akan membuat tubuh kita tidak memaksakan diri untuk mengeluarkan hormon dan enzim pencernaan secara besar-besaran.

Bayangkan sebaliknya bila anda tidak berpuasa. Yang pasti semua makanan yang masuk dalam tubuh harus dicerna. Mau tidak mau, kita akan memaksa organ pencernaan kita bekerja lebih keras.

Menurut para pakar, yang disebut awet muda pada dasarnya adalah proses penuaan dini yang dihambat. Diantara beberapa teori penuaan salah satu yang paling terkenal pada tahun 1950-an adalah teori radikal bebas. Teori radikal bebas berbunyi,” kalau didalam tubuh kita banyak radikal bebas, maka radikal bebas itu secara seluler (arahnya ke sel-sel tubuh) akan merusak dinding sel. Perusakan dinding sel itu akan mempercepat penuaaan.”

Puasa ternyata ampuh melindungi dinding sel. Dinding sel bisa dipertahankan karena radikal bebasnya tidak ada atau dikurangi (karena puasa), maka orang menjadi awet muda”

Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa pada orang yang berpuasa, MDA (melondealdehid) yang sifatnya radikal bebas, ternyata berkurang hingga 90%. Bersama dengan itu, disisi lain puasa meningkatkan pembuatan antioksidan hingga 15%. “Jadi disatu sisi radikal bebas itu dipangkas, disisi lain musuh radikal bebas (antioksidan) ditingkatkan” Oleh karena itu, kita tak perlu heran lagi kenapa rajin berpuasa bisa bikin awet muda

Dengan Shaum Pikiran Lebih Tajam
Bukan hanya awet muda, puasa pun memiliki dampak luar biasa terhadap pikiran. “Puasa ibarat mata air. Semakin digali airnya semakin deras,” kata seorang master trainer sekaligus pakar Neuro-Linguistic Programming (NLP), Ikhwan Sofa. “Begitu juga dalam ilmu modern, setiap hari manfaat puasa dapat ditemukan dari berbagai aspek,” ujarnya. Pengaruh puasa pada pikiran dan mental itu pula yang mempengaruhi tampilan muda seseorang.

Ia mengungkapkan selama berpuasa, kerja pikiran melambat. Pelambatan tersebut, menurut Ikhwan, membuat pikiran lebih jernih karena berpikir lebih dalam.

Secara ilmiah, ungkap Ikhwan, pikiran yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam, juga secara instingtif. Bukti ilmiah ini bisa diterima terkait dengan fakta bahwa masalah lapar adalah masalah kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.

Ikhwan menunjukkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat. Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai tinggi.

Dengan demikian, menurut Ikhwan, dapat disimpulkan, bahwa fisik dan mental mengalami kenaikan tingkat saat berpuasa. Salah satu yang paling menonjol adalah kestabilan emosi, yang disebabkan oleh terbebasnya mereka dari ketergantungan pada makanan, terutama dari makanan dan minuman pemicu emosi seperti kopi, coklat, gula, dan lemak yang telah terbukti punya dampak buruk untuk kestabilan emosi.

Selain itu, imbuh Ikhwan, orang yang berpikir jernih akan lebih terbuka menerima firman Tuhan. “Dunia ini dipenuhi oleh hiruk pikuk teknologi yang sangat hebat dalam hal menarik perhatian kita. Semuanya berlomba-lomba tak kenal lelah. Dan Tuhan, jelas tidak termasuk dalam kompetisi ini. Dia tetap menunggu kita, sampai kita mengheningkan jiwa, sampai kita siap untuk mendengar-Nya,” ungkapnya.

Shaum Menjadi Detoksifikasi Tubuh
Tak hanya menyehatkan psikis — penyucian diri dari sisi spiritual — puasa juga bermanfaat bagi kesehatan fisik, yaitu membersihkan diri dari berbagai keburukan dan segala penyakit.

Untuk penyucian diri dari sisi fisik ini bisa berarti secara harfiah, yaitu membersihkan tubuh dari bahan-bahan sisa dan penyakit pada tubuh. ”Secara praktis, puasa memperbaharui kehidupan manusia, yaitu membuang sisa makanan yang telah lama mengendap dan menggantikannya dengan yang baru,” kata ahli gizi, Marzuki Iskandar.

Dengan berpuasa, tanpa makan dan minum sejak subuh hingga magrib, maka perut dan alat pencernaan pun beristirahat. Meski begitu, proses metabolisme dalam tubuh tetap berjalan untuk mengolah persediaan yang masuk di saat sahur. Proses itu tujuannya memelihara tubuh di saat berpuasa.

Marzuki yang juga mengajar di Akademi Gizi yang berada di bawah Kementerian Kesehatan ini berpendapat, pengaturan makan saat berpuasa memberikan keuntungan tersendiri. Mereka yang berpuasa, hanya boleh makan atau minum di saat berbuka pada waktu maghrib hingga saat sahur dan menjelang subuh (imsak). Makanan yang masuk pun diatur, sehingga pencernaan bisa bekerja kembali dengan baik.

Manfaat pengaturan makan di saat berpuasa, katanya, menghasilkan pertahanan dan perlindungan tubuh. Itu didapatkan melalui proses pembuangan makanan-makanan sisa metabolisme dalam tubuh.

Pengaturan pola makan memberikan nilai tambah lain, yaitu membantu mengendalikan nafsu untuk mengonsumsi makanan. Pengendalian nafsu itu sangat penting agar zat-zat yang membahayakan tubuh dalam konsumsi makanan daapt dikendalikan.

Kolesterol baik di dalam tubuh atau HDL (high density lipoprotein) bisa meningkat selama berpuasa. Sementara kolesterol jahat atau LDL (low densitu lipoprotein) menurun. Dengan adanya peningkatan HDL dan penurunan LDL, maka terjadi keseimbangan kolesterol dalam tubuh. Ini bisa memperbaiki sirkulasi darah ke arteri, nadi, otak, dan jantung. ”Dari hasil penelitian membuktikan hal ini. Oleh karenanya, berpuasa bisa menyeimbangkan kolesterol dan baik bagi mereka yang berpenyakit hipertensi dan masalah kolesterol.”

Keseimbangan kolesterol, Uki berpendapat, bisa meminimalisasi penyumbatan pada arteri jantung (arterosklerosis), membebaskan sumbatan di kadriovaskular lainnya, dan menormalkan sumbatan ke otak. ”Yang paling penting adalah manfaatnya dalam mencegah terjadinya stroke.”

Bagi mereka yang kegemukan, lanjutnya, berpuasa bisa menjadi ajang untuk menurunkan berat badan ke tingkat yang normal. Kegemukan terjadi, salah satunya karena makanan yang tidak diproses dengan baik di dalam tubuh dan ditimbun menjadi lemak. Orang yang berpuasa memiliki metabolisme tubuh yang lebih baik yang mampu mengubah kelebihan lemak menjadi energi. ”Namun ini tentu harus dibarengi dengan pola makan dan nutrisi yang sehat.”

Sementara itu, bagi mereka yang kurus, berpuasa sangat bermanfaat untuk meningkatkan berat badan. “Pengaturan makan dengan nutrisi yang baik dan sehat, ditambah dengan metabolisme yang lancar, bisa memperbaiki kekurangan berat badan yang dialaminya,” ujarnya.

Itulah beberapa hikmah dari puasa atau shaum yang kita lakukan, sungguh manfaat puasa lengkap banget, ya?
Back to Top